Rembulan
tampar di layar malam
Serupa
tembikar yang tergelar
Atas
pesta sufi, musikalisasi puisi.
Gemintang
ditebar seperti kunang-kunang
Yang
tersebar dalam bait-bait langit
Hingga
tersusun rapi menjadi kalung tasbih.
Embun
berguguran.
Dingin
ditiupkan dari selimut.
Di atas
sajadah tungku-tungku menyala.
Di bawah
do’a air mata menerka
sebuah
keyakinan yang menyembul
dari laci
berbaur minyak kasturi
Berhamburan
di tangan
Menjadi
titian tasbih.
Tuhan,
serupakan hatiku kunang-kunang
Berguguran
di pintu langit
senantiasa
belajar tentang rindu
menggembala
dengan pena hingga fajar tiba.
Semarang,
26 April 2012
(dalam “Antologi Bulan Sembilan”)
0 komentar:
Posting Komentar