Saya suka dengan kata-kata Boedi Ismanto ”Saya menulis (puisi) bukan untuk menjadi penulis (penyair), tetapi untuk menjadi manusia." Di sisi lain, saya juga menyukai kata-kata Imam al-Ghazali,”Kalau engkau ingin dikenal, sedangkan engkau bukan anak seorang raja, atau ulama besar, maka jadilah seorang penulis.” Silakan menjadi saksi!

Rabu, 06 Maret 2013

Puisi Malam



Rembulan tampar di layar malam
Serupa tembikar yang tergelar
Atas pesta sufi, musikalisasi puisi.

Gemintang ditebar seperti kunang-kunang
Yang tersebar dalam bait-bait langit
Hingga tersusun rapi menjadi kalung tasbih.

Embun berguguran.
Dingin ditiupkan dari selimut.
Di atas sajadah tungku-tungku menyala.
Di bawah do’a air mata menerka
sebuah keyakinan yang menyembul
dari laci berbaur minyak kasturi
Berhamburan di tangan
Menjadi titian tasbih.

Tuhan, serupakan hatiku kunang-kunang
Berguguran di pintu langit
senantiasa belajar tentang rindu
menggembala dengan pena hingga fajar tiba.

Semarang, 26 April 2012
(dalam “Antologi Bulan Sembilan”)

0 komentar: