relung yang kau selubungi asmara
kini tinggal bersama gulita di pucuk luka
terkadang meradang dengan sendiri
dan sesekali menangisi diari
ada kalanya luka itu datang tanpa kata
yang bisa kuingat, namun cukup membuatku tersayat
ada kalanya luka itu datang membawa ingatan
yang membuat rinduku membenci waktu
dan ada kalanya luka itu kudiamkan terus menyayati,
hingga akhirnya kuputuskan untuk lekas mengunjungi
mimpi
karena di sini aku akan menemukan lukaku
bersahabat dengan rindu
Semarang, 17 Maret 2011
(dimuat di Suara Merdeka pada 20 Mei 2011)
0 komentar:
Posting Komentar