senja itu tak mau lepas dari bisik kataku
aku selalu menyapanya dengan hempas emas
yang selalu kau lepas buas dari jemarimu
semacam sesuatu yang kabur dari jendela
lalu menyentuhku dari arah yang sama
yaitu rindu buta.
tak juga seperti mentari yang menitipkan
rindunya pada kali lalu memunguti cintanya
di pelupuk langit sore ini
ah, indah sekali.
tak juga seperti riak kali yang ceria bernyanyi
teruntuk senja ini
ah, bahagia sekali
senja itu tak mau lepas diri bisik kataku
ah, mungkin ini awal dari diariku
menemukan benih rindu yang bertebar
dalam puisi-puisi mimpiku
dan akhir dari memimpikanmu
Semarang, Februari – April 2011
(dimuat di Suara Merdeka pada 17 April 2011)
0 komentar:
Posting Komentar