lagi-lagi rindu itu berkunang
merangsang diari malam ini memotret siluetmu
rayu. sendu. melupakan segala di dada
hanya berlaksa embun malam ini
bahkan lukaku kau bius dengan aroma
dari jendela yang langsung menyembulkan
setetes senyum yang tak berdebu
menjadi butir-butir oase jiwa
yang tak pernah kau terka
di relungku entah sampai kapan juga
Semarang, 24 Januari 2011
(dimuat di Suara Merdeka pada 6 Februari 2011)
0 komentar:
Posting Komentar